Sunrise di secret beach Tanjung Benoa Bali
Hunting trip ulasan kali ini adalah seputar Bali yaitu pantai Tanjung Benoa. Pantai ini terletak disisi jalan tol Bali Mandara, yang menghubungkan Bandara, Nusa Dua, Ngurah Rai dan Benoa. Nama tersebut diperoleh dari peresmian oleh Presiden periode lalu, SBY yang artinya adalah Bali agung. Ini adalah satu-satunya tol di Indonesia yang dibentangkan sepanjang laut.
Sebenarnya pantai yang kami kunjungi ini bukan pantai objek wisata yang biasa dikunjungi wisatawan. Pantai ini terletak di Benoa, disekitar tumbuhan bakau, dan tempat berlabuhnya perahu-perahu nelayan. Bahkan tidak terdapat fasilitas apa-apa kecuali sebuah warung kopi yang biasa menyediakan jajanan untuk para nelayan.
Well, ini tidak mengurangi keindahan tempat ini sebagai objek hunting karena spot ini jadi terlihat natural sebagaimana adanya. Saking close to the nature,kawasan ini mesti ekstra hati-hati bagi fotografer yang gak terbiasa hunting dilingkungan yang banyak ular lautnya. Karna untuk menuju spot dengan point of interest seperti perahu-perahu tua, perahu kandas, perahu terdampar, kami harus melintasi kira-kira beberapa ratus meter tumbuhan bakau yang airnya sebetis. Padahal didalam airnya banyak beragam binatang laut yang kami tidak bisa lihat dikarenakan gelapnya subuh waktu itu. Yeah, harus siap bawa senter kalau hunting sunrise begini. Supaya ketahuan kalau ada yang bergerak di betis kita. 🙂
Pagi itu kami beberapa fotografer instameet di tanjung Benoa ini untuk hunting bareng foto sunrise. Semuanya landscapers yang addicts sama pantai. Rata-rata kita instagramers dari Jakarta. Ada beberapa juga teman kita yang asli Bali, yang sudah beberapa kali hunting bareng di pulau Dewata ini. Dari merekalah kita banyak tahu tempat-tempat secret beach di Bali yang masih jarang dikunjungi sebagai spot hunting antah berantah. Mereka semua orangnya cool dan friendly abis, yang kesemuanya dikenal by online di IG. Tapi rasanya keakraban kita seperti sudah kenal lama karena interaksi terus setiap postingan di IG.
Foto sunrise saya dapatkan dari berbagai objek foreground perahu dengan berbagai angle, dan background jembatan tol yang terlihat dari kejauhan, serta semburat cahaya sunrise dilangit yang biru. Diantara perahu tersebut ada yang terlihat seperti perahu tua yang terdampar, ada juga perahu yang bersayap satu, dan perahu yang sudah jadi bangkai dengan tulang belulangnya yang masih tegar berdiri. Masing-masing kami menancapkan tripod di spot favorit yang banyak pilihannya itu.

Tanjung Benoa photo, 2.0 sec; f/22; ISO 100, FL 18mm – www.elfaviona.com
Saya berhasil memboyong banyak photo sunrise yang saya dapatkan saat hunting bareng itu. Gear saya dilengkapi dengan filter-filter andalan favorit saya seperti GND, ND, untuk mendapatkan detail langit sunrisenya dengan setting long exposure. Dari sekian banyak foto tersebut, kebanyakan foto yang saya ambil tidak butuh shutter speed yang tidak terlalu lama. Saya lebih berfokus mengambil banyak foto karena waktu sunrise yang begitu singkat. Selain itu kondisi air di lautnya begitu tenang dan sudah terlihat flat sehingga tidak perlu take time banyak untuk mendapatkan efek flat dan pantulan kaca.
Selain foto-foto landscape, kami juga kumpul untuk foto bareng instameet di spot ini. Dengan background jajaran perahu yang parkir disepanjang pantai, kami shoot in action dengan weapon gear masing-masing. Dan session kali itu diakhiri dengan ngupi-ngupi di warung nelayan, sambil sharing tentang pengalaman dan cerita seru kita seputar hunting landscape photo. Sambil bersantap jajanan dengan kopi panas, tidak ketinggalan selfie lagi dengan tongsis sebelum bubar. Ada sebagian yang pulang istirahat, sedangkan kita masih tetap lanjut hunting spot berikutnya di daerah Jimbaran.